Terlahir dengan
gangguan saraf, penyandang disleksia memiliki kesulitan belajar dan mengolah
kata, terutama kala membaca, menghitung, mengingat, dan mengeja. Beberapa di
antara mereka bahkan terpaksa keluar dari sekolah alias drop out dan
memilih mengikuti program belajar atau memanggil guru ke rumah.
Berbeda
dengan gangguan belajar biasa, penyebab disleksia bukan kurangnya kecerdasan,
tapi karena kelainan genetik pada individu dengan Intelegency Quotient (IQ)
normal atau bahkan di atas rata-rata.
Pengajar
psikolinguistik di Departemen Linguistik Universitas Indonesia, Harwintha
Yuhria Anjarningsih mengatakan, pengidap disleksia memiliki kelebihan di bidang
lain selain membaca dan menulis. Mereka cenderung baik di bidang lukis, musik,
atau olahraga. “Potensi inilah yang harus dieksplorasi para guru dan orang
tua,” ujarnya, Sabtu, 6 September 2014.
Dalam
sejarah, beberapa pesohor seperti Leonardo da Vinci, Agatha Christie, dan Tom
Cruise memiliki kesulitan belajar. Mereka melawan dan tak menyerah pada
kenyataan. Perlahan tapi pasti, mereka pun sukses dalam karier. Berikut kisah
pesohor pengidap disleksia.
Leonardo da Vinci
dikenal sebagai pelukis masyhur terutama lewat dua karyanya, Mona Lisa dan The Last Supper. Pria
asal Tuscany, Italia, itu juga dikenal sebagai ilmuan, ahli matematika,
insinyur, pemahat, arsitek, botanis, pemusik, dan penulis.
Di
balik ketenarannya, pelukis bertangan kidal ini mengidap disleksia. Kondisi ini
terkuak kala para peneliti mengamati sejumlah ide penemuan di buku harian Da
Vinci yang tertulis terbalik, seperti saat melihat cermin. Bagi para peneliti,
kemampuan menulis terbalik biasa dilakukan penderita disleksia bertangan kidal.
Uniknya, pengidap disleksia tak menyadari jika cara menulis itu tak sama dengan
orang kebanyakan.
2. Albert
Einstein (14 Maret 1879-18 April 1955)
Kebanyakan
orang mengenal Albert Einstein sebagai tokoh fisika paling penting abad ke-20.
Tapi hanya sedikit saja yang mengetahui Einstein mengidap disleksia saat masih
bersekolah. Pemikir kelahiran Ulm, Jerman itu memiliki memori buruk dan tak
mampu mengingat hal sederhana. Akibat gangguan itu, Einstein pun dikeluarkan
dari sekolah.
Mantan
suami Mileva Marić memang tak mampu mengingat bulan dan tahun dengan tepat,
tapi berhasil memecahkan rumus matematika paling rumit tanpa kesulitan apapun.
Dia pun tak pernah belajar bagaimana mengikat tali sepatu dengan benar, tapi
teori relativitasnya berpengaruh besar pada semua ilmu pengetahuan terkini.
Einstein
berhasil mengatasi gangguan belajarnya lewat satu peristiwa yang tak disengaja.
Suatu hari, sang ayah, Hermann Einstein, memberikan sebuah kompas. Einstein
lantas mencari tahu sebab jarum di kompas itu bisa bergerak sendiri. Ia mulai
mengutak-atik alat penunjuk arah itu dan merakitnya kembali. Dari situ,
Einstein tertarik pada ilmu merakit barang dan belajar matematika.
3. Agatha
Christie (15 September 1890-12 Januari 1976)
Kalau
Anda menggemari cerita Detektif Hercule Poirot dan Miss Marple, tentu tak asing
dengan Agatha Christie. Ya, dialah pengarang perempuan Inggris legendaris yang
mengundang banyak decak kagum para pembaca dan kritikus sastra lewat cerita misterinya.
Namun
di balik kehebatan mengarang cerita, Christie menderita disleksia. Tapi ia
tangguh melawan kesulitan belajar ini dengan terus berlatih menulis hingga
melahirkan novel berkelas.
Karyanya
pun menginspirasi banyak penulis dan pembuat film. Menurut catatan Michael
Fleming, editor film Deadline Hollywood, 19
novel Christie telah teradaptasi menjadi film. Sementara novelAnd Then There Were None tercatat
dalam daftar buku dengan penjualan terbaik di abad ke-21. Karya Christie laris
hingga empat miliar eksemplar.
Pemegang Guinness Book World Records itu
menuturkan, “Sampai menjadi penulis pun saya masih sering kesulitan mengeja
kata-kata dengan benar. Tapi untuk itulah gunanya ada editor, bukan?” candanya.
Menghadapi
disleksia, istri Max Mallowan itu menyarankan agar para penyandang mampu
menerima situasi itu dan fokus pada aktivitas yang bisa dilakukan. Sehingga
mampu mengeksplorasi potensi dan bakat yang tersembunyi.
Nama
Walter Elias Disney alias Walt Disney sangat kondang di dunia hiburan. Selain
sebagai pengusaha, Walt adalah produser, sutradara, penulis naskah, pengisi
suara, dan animator ulung. Satu karyanya, Mickey Mouse, di mana Walt sendiri
mengisi suara pada karakter itu, berhasil menyedot perhatian penggemar kartun
dunia pada awal 1930-an.
Di
jagat hiburan, pemegang 26 trofi Academy Awards itu dikagumi karena inspirasi
dan inovasi lewat film animasi serta taman bermain, Disneyland, di berbagai
negara. Walt melengkapi popularitas itu dengan imajinasi, optimisme, dan
kreativitasnya. Di luar panggung hiburan, Walt kerap menyisihkan sebagian
kekayaan untuk kegiatan amal.
Tapi
tak banyak pengagum mengetahui perjuangan Walt melawan disleksia. Akibat
gangguan itu, pria kelahiran Chicago, Amerika Serikat ini harus belajar lebih
keras ketimbang anak-anak seusianya. Dia mesti bersekolah di dua tempat:
sekolah menengah umum dan akademi seni rupa. Pun mengikuti kursus setiap Sabtu
di Kansas City Art Institute. Langkah itu dia lakukan agar bisa menyalurkan
potensi menjadi energi positif.
5. John
Lennon (9 Oktober 1940-8 Desember 1980)
Masyarakat
dunia mengenal John Lennon sebagai penyanyi legendaris lewat dereta lagu
bersama The Beatles. Berkolaborasi dengan Paul McCartney, George Harrison, dan
Ringo Star, karakter musik grup band asal Inggris itu cenderung atraktif,
ngepop, dan menyuarakan antikemapanan. Sejak 1960-an, suami Yoko Ono itu
terlibat dalam berbagai kegiatan amal aktivitas perdamaian.
Popularitas
Lennon berhasil menyihir generasi musik pada masanya, bahkan hingga The Beatles
bubar pada 1970. Namun sangat sedikit yang menyadari perjuangan Lennon melawan
disleksia kala kecil. Tapi Lennon bukan tipe penyerah. Musik menyelamatkannya
dari disleksia.
Para
peneliti menyebut Lennon berhasil menggubah lirik dan lagu karena disleksia.
Gangguan mengelola ingatan itu menyulitkan ia menghapal lirik lagu favorit,
sehingga membuat lirik tambang sendiri. Dari situ Lennon menekuni bidang musik
hingga wafat pada 8 Desember 1980, setelah ditembak Mark David Chapman, seorang
penggemarnya yang gila.
6. Tom Cruise
(3 Juli 1962)
Tom
Cruise adalah aktor dan produser film yang bersinar di panggung Hollywood.
Sebelum melambung lewat film Mission Impossible, pemilik nama asli Thomas
Cruise Mapother IV itu mengidap disleksia sejak kecil. Tanpa sungkan, Tom
mengakui gangguan yang dia derita di hadapan publik seraya menyakinkan para
orang tua soal solusi untuk menanggulangi sindrom itu.
Mantan
suami Katie Holmes itu menuturkan selalu tertinggal saat mengikuti pelajaran di
sekolah. Dia sempat frustrasi ketika disleksia hampir menghancurkan karier
aktingnya. Sebab sebelumnya penyakit ini menggagalkan impian Tom menjadi pilot.
Tom
berhasil melewati masa sulit setelah mengikuti program belajar Scientology yang
dikembangkan Ron Hubbard. Hasilnya, Tom mampu mengatasi kesulitan membaca. Dan
kini, dia menjadi anggota dewan yayasan penanggulangan kesulitan membaca HELP
(Hollywood Education and Literaty Problem), yang bertujuan membantu penderita
disleksia.
Sumber : Yahoo!!
Sumber : Yahoo!!