Ikan dengan nama latin Manta birostris ini akan menampakkan diri saat air pasang. Air pasang membawa serta plankton yang merupakan makanan kesukaannya. Tandanya, air laut yang semula biru jernih mulai berwarna keruh akibat plankton.
Pulau Sangalaki bisa dicapai dalam satu jam perjalanan dengan kapal motor dari Pulau Derawan. Tak lama setelah tiba, kami melihat manta mulai berdatangan dan berenang tepat di bawah permukaan air. Kami mencebur ke laut, beberapa puluh meter dari manta. Speedboat tak boleh terlalu dekat karena bisa menakuti binatang jinak itu.
Pulau Sangalaki bisa dicapai dalam satu jam perjalanan dengan kapal motor dari Pulau Derawan. Tak lama setelah tiba, kami melihat manta mulai berdatangan dan berenang tepat di bawah permukaan air. Kami mencebur ke laut, beberapa puluh meter dari manta. Speedboat tak boleh terlalu dekat karena bisa menakuti binatang jinak itu.
Manta hanya satu dari ratusan ikan yang hidup di perairan ini. Setidaknya ada 872 macam ikan karang yang menghuni daerah ini dengan enam macam spesies lumba-lumba dan tiga jenis paus.
Saat ini Kawasan Konservasi Perairan Berau menghadapi banyak ancaman, seperti perusakan terumbu karang, penangkapan penyu secara ilegal dan penangkapan ikan tak ramah lingkungan dengan racun dan bom.
Padahal, kepulauan Derawan adalah daerah dengan terumbu karang terkaya kedua di dunia. Luas terumbu karangnya tak kurang dari 66 ribu hektar. Keanekaragaman terumbu karang di daerah ini berjumlah lebih dari 507 spesies, hanya dapat dikalahkan oleh keragaman di Kepulauan Raja Ampat, Papua.
Kepulauan ini juga menjadi pusat bertelur penyu hijau alias Chelonia mydas. Hampir setiap malam ada penyu hijau yang bertelur di sudut gelap pantai. Ada pula penyu sisik atau Eretmochelys imbricata yang sangat langka.
Danau Purba Kakaban
Setelah puas bermain bersama manta, kami melanjutkan perjalanan ke perairan sekitar Pulau Kakaban. Pulau ini istimewa karena ditengahnya ada danau purba berisi air asin. Danau itu semula adalah laguna yang berubah wujud akibat proses pengangkatan daratan berjuta tahun lalu. Air laut beserta seluruh isinya terperangkap di tengah membentuk ekosistem unik.Kakaban dihuni empat macam ubur-ubur yang telah kehilangan daya sengat. Ubur-ubur tak menyengat ini hanya ada di dua tempat di dunia. Selain Kakaban mereka bisa ditemukan di Republik Palau, salah satu negara di Kepulauan Pasifik.
Ubur-ubur memenuhi danau seperti cendol. Aurelia aurita berbentuk seperti piring lebar bening.Cassiopeia ornata berenang terbalik dengan tentakel di atas. Martigias papua berwarna coklat dengan jumlah paling banyak.Tripedalia cystophora, ubur-ubur seujung kuku yang paling jarang ditemukan.
Danau itu punya sistemnya sendiri untuk menyeimbangkan populasi Di dasar danau ada anemon pemangsa ubur-ubur. Ukurannya sebesar jari, berwarna putih transparan dengan sulur. Coba saja dekatkan ubur-ubur ke sulur, dia menyantap ubur-ubur itu dengan mengisapnya.
Untuk menuju ke danau Anda harus melalui dermaga kayu menuju hutan lebat. Tangga bersambung masuk dalam hutan, menaiki bukit. Danau ada di balik bukit kecil itu. Setelah berjalan beberapa ratus meter, upaya naik ke atas bukit terbayar sudah. Langit dan laut begitu biru. Udara segar bertiup dari pulau yang hijau.
0 komentar:
Posting Komentar